BAB I
PENDAHULUAN
1.1
LATAR
BELAKANG
Sebagai
materi penyusunan makhluk hidup, sel dapat melakukan aktivitas untuk
mempertahankan kelangsungan hidupnya. Dengan kata lain, sel dapat dikatakan
sebagai kesatuan struktural dan fungsional yang keberadaanya dalam makhluk
hidup akan memberikan pengaruh yang besar terhadap kepribadian dan tingkah laku
masing-masing makhluk hidup tersebut dalam menjalankan kehidupannya.
Dari kupu-kupu
hingga kanguru, dari pohon kelapa hingga cemara semua tersusun atas sel.
Makhluk hidup ada yang tersusun dari satu sel saja, disebut organisme uniseluler, dan ada makhluk hidup yang
tersusun lebih dari satu sel, disebut organisme multiseluler. Sel meskipun memiliki ukuran sangat kecil, sel
tergolong luar biasa. Kenapa? Sel bagai sebuah pabrik yang senantiasa bekerja
agar kehidupan terus berlangsung. Ada bagian sel yang berfungsi menghasilkan
energi, ada yang bertanggung jawab terhadap perbanyakan sel, dan ada bagian yang
menyeleksi lalu lintas zat masuk dan keluar sel.
Dengan mempelajari
komponen sel, kita akan dapat memahami fungsi sel bagi kehidupan.
Sel pertama kali
ditemukan oleh Robert Hooke (yang hidup pada 1635-1703). Hooke (pada tahun
1665) mengamati sel gabus dengan menggunakan mikroskop sederhana. Ternyata sel
gabus tersebut tampak seperti ruangan-ruangan kecil. Maka, dipilihlah kata dari
bahasa Latin yaitu cellula yang berarti kamar kecil untuk menamai objek yang
ditemukannya itu. Dalam
kesempatan kali ini, penulis akan membahas mengenai sel hewan, baik struktur
juga fungsi nya.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1.
Apa yang dimaksud dengan jaringan
2.
Apa saja bagian – bagian dari jaringan
3.
Apa fungsi – fungsi dari bagian jaringan
4.
Apa saja struktur bagian dari jaringan
1.3
TUJUAN
1. Untuk
mengetahui dan memahami bagian-bagian atau struktur dari jaringan.
2. Untuk
mengetahui dan memahami Fungsional jaringan.
3. Untuk
mengetahui struktur bagian dari jaringan
4. Untuk
mengetahui dan memahami definisi dari jaringan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 SEKENARIO-2
SEMESTER 1 MODUL-2 ( BIOMEDIK -1)
SKENARIO 2
Seorang pasien wanita umur 54 tahun datang ke praktek
dokter umum dengan keluhan timbulnya benjolan kecil bertangkai di daerah axilla
kanan. Setelah melakukan pemeriksaan dokter memberitahu pasien bahwa benjolan
tersebut sering terjadi pada kisaran umur diatas 40 tahun. Benjolan tersebut
merupakan kelainan epitel kulit dan tidak bersifat ganas. Setelah di lakukan
pengangkatan, jaringan tersebut di kirim ke laboratorium untuk pemeriksaan
histopatologi.
2.2 LEARNING OBJECTIVE
Mahasiswa mampu menjelaskan :
Ø Jenis
Ø Bagian
Ø Fungsi
Ø Struktur
Ø Karakteristik
Dari
setiap jaringan.
2.3 PEMBAHASAN LEARNING OBJECTIVE
2.4 Jaringan
2.4.1 Definisi Sel
Sel adalah unit terkecil kehidupan (organisme sel
tunggal atau bakteri) atau unit organisme tingkat tinggi, yaitu, organisme
multiselular. Sel dikelilingi oleh membran sel (dan dinding sel pada bakteri
dan tanaman = membran ditambah beberapa struktur kimia yang lebih stabil,
sering campuran protein dan polisakarida) dan berisi semua elemen yang
diperlukan untuk mempertahankan hidup, protein, asam nukleat, lipid, mineral,
dan kelas beragam metabolit. Sel organisme tingkat tinggi (dikenal sebagai
eukariota) dibagi lagi menjadi kompartemen subselular disebut organel seperti
mitokondria, inti sel, retikulum endoplasmatic, aparatus Golgi dan organel yang
lebih kecil dengan fungsi yang sangat khusus. Sementara semua organel ini
ditemukan dalam sel-sel hewan, sel tumbuhan selain mengandung vakuola sentral
yang mengontrol tekanan untuk menstabilkan sel dan kloroplas, tempat
fotosintesis atau cahaya tergantung biosintesis gula (karbohidrat). Ada dua
jenis sel, eukariotik dan prokariotik. Sel prokariotik biasanya lajang,
sedangkan sel eukariotik biasanya ditemukan dalam organisme multisel. Sel
prokariotik tidak memiliki membran inti sehingga DNA terikat dalam sel, sel-sel
eukariotik memiliki membran nuklir. Semua
sel, baik prokariotik maupun eukariotik, memiliki membran, yang menyelubungi
sel, memisahkan bagian dari lingkungannya, mengatur apa yang bergerak masuk dan
keluar, dan mempertahankan potensial listrik dari sel. Di dalam membran, suatu
sitoplasma asin memakan sebagian besar volume sel. Semua sel memiliki DNA,
materi herediter gen, dan RNA, yang berisi informasi yang diperlukan untuk
membangun berbagai protein seperti enzim, mesin utama sel. Ada juga jenis lain
dari biomolekul dalam sel. Tidak
banyak yang diketahui tentang perkembangan awal dalam kehidupan. Namun, semua
organisme yang ada berbagi sifat tertentu, termasuk struktur selular dan kode
genetik. Kebanyakan ilmuwan menafsirkan ini berarti semua organisme yang ada
berbagi nenek moyang yang sama, yang telah mengembangkan proses seluler yang
paling mendasar, tetapi tidak ada konsensus ilmiah tentang hubungan dari tiga
domain kehidupan (Archaea, Bakteri, Eukaryota) atau asal kehidupan. Upaya untuk
menjelaskan sejarah awal kehidupan umumnya berfokus pada perilaku makromolekul,
terutama RNA, dan perilaku sistem yang kompleks. Munculnya fotosintesis oksigenik (sekitar 3 milyar tahun lalu)
dan munculnya berikutnya suasana yang kaya oksigen, non-mengurangi dapat
ditelusuri melalui pembentukan deposito besi banded, dan tempat tidur kemudian
merah oksida besi. Ini merupakan prasyarat bagi pengembangan respirasi selular
aerobik, diyakini telah muncul sekitar 2 miliar tahun lalu. Dalam miliar tahun terakhir, tanaman
dan hewan multisel sederhana mulai muncul di lautan.
2.4.2
Jaringan-Jaringan
tubuh manusia
Sel-sel yang serupa bentuknya dan gunanya (faalnya)
tersusun menjadi kumpulan sel yang dinamakan jaringan tubuh. Zat perekat antara
sel- sel jaringan tubuh disebut zat interseluler (antar sel) atau zat sela.
Dikenal
jaringan- jaringan tubuh berikut:
-Jaringan
endotel :jaringan yang melapisi permukaan dalam pembuluh-pembuluh darah,
pembuluh-pembuluh getah bening dan
rongga- rongga tubuh.
2.
Jaringan penyambung/ jaringan ikat: jaringan yang tersifat karena terutama
terdiri atas serabut-serabut dan berguna untuk menghubungkan jaringan-jaringan
lain.
3. Jaringan
lemak :merupakan jaringan penyambung dengan timbunan sel-sel lemak diantara
anyaman serabut- serabut.
4.Jaringan
tulang rawan : tersifat karena zat interselulernya banyak, tidak mengandung zat
kapur, tetapi banyak zat perekat, maka mudah dibengkok-bengkokkan.
5.Jaringan
tulang : terdiri atas sel-sel tulang yang berhubungan satu dengan yang lain
dengan perantara tonjolan-tonjolan protoplasma; zat interselulernya mengandung
garam-garam kapur, sehingga jaringan tulang keras.
6.Jaringan
otot :dikenal tiga macam jaringan otot, yakni:
a. Jaringan otot polos: terdiri atas
sel-sel otot yang licin, berbentuk kumparan. Otot-otot demikian mengerut dan
melemas secara lambat, tidak dapat dipengaruhi kehendak kita, karena
dipersarafi susunan saraf otonom, terdapat pada alat-alat dalam kita.
b. Jaringan otot bergaris
lintang (otot lurik): serabut-serabutnya memperlihatkan garis-garis melintang.
Otot-otot demikian mengerut dan melemas secara cepat, dapat digerakkan
sekehendak kita, membentuk semua otot rangka.
c. Jaringan otot jantung:
serabut-serabutnya bergaris lintang, namun dipersarafi oleh susunan saraf
otonom, maka tidak terpengaruh kehendak kita, mengerut dan melemas secara
cepat.
7.
Jaringan saraf :merupakan kumpulan sel-sel saraf (neuron). Ada sel saraf
yang ujungnya panjang (neurit) untuk membawa rangsangan dari badan sel ke tepi.
Gabungan neurit disebut saraf. Saraf yang mengatar rangsangan dari pusat ke
alat-alat disebut saraf penggerak (motorik). Sedangkan saraf yang berguna
membawa rangsangan dari alat-alat ke pusat terkenal sebagai saraf perasa
(sensorik)
8.Darah
: darah merupakan jaringan yang zat interselulernya cair.
Darah terdiri atas:
a. Bagian yang padat : - sel darah
merah (erittrosit): mengandung hemoglobin untuk pertukaran gas.
- sel darah putih (leukosit): berperan pada
pemberantasan kuman-kuman
-
keping-keping darah (trombosit): berguna pada pembekuan darah.
b. bagian yang cair : plasma
darah, yang terdiri atas serum darah dan zat fibrinogen (untuk pembekuan darah)
1.
JARINGAN EPITEL :
• jaringan yang melapisi permukaan tubuh dan membatasi rongga tubuh
• jaringan yang melapisi permukaan tubuh dan membatasi rongga tubuh
E. pipih selapis :
• selapis sel yang berbentuk pipih & tersusun rapat.
• pembuluh limfa, pembuluh darah kapiler, selaput pembungkus jantung & paru-paru.
• berfungsi dlm proses DIFUSI, OSMOSIS, FILTRASI dan SEKRESI.
E. pipih berlapis banyak :
• disusun oleh lebih dari satu sel yang berbentuk pipih.
• rongga mulut, rongga hidung, telapak kaki, vagina & esophagus.
• fungsinya seabagai pelindung.
E. silindris selapis :
• selapis sel yang berbentuk silindris & resususn rapat.
• kelenjar pencernaan, kantung empedu, lambung & usus.
• fungsinya untuk penyerapan nutrisi di usus & sekresi .
E. silindris berlapis banyak :
• disusun oleh lebih dari satu sel yang berbentuk silindris.
• laring, faring, trakea & kelenjar ludah.
• berfungsi dalam SEKRESI & sebagai pelindung.
E. kubus selapis :
• selapis sel yang berbebtuk kubus & tersususn rapat.
• permukaan ovarium, lensa mata & nefron ginjal.
• berfungsi dalam SEKRESI & sebagai pelindung.
E. kubus berlapis banyak :
• disususn oleh lebih dari satu sel yang berbentuk kubus.
• permukaan ovarium, testis, saluran kelenjar minyak & kelenjar minyak pada kulit.
• berfungsi dalam proses SEKRESI & absorpsi.
E. transisi :
• disususn oleh selapis sel & bentuknya dapat berubah.
• uretra, saluran pernapasan & kantung kemih.
• fungsinya memungkinkan untuk berubah bentuk.
E. kelenjar :
• berupa kelenjar
• kelenjar kulit, kelenjar susu, kelenjar endokrin & kelenjar pencernaan.
• berfungsi dlm proses SEKRESI untuk membantu proses fisiologi.
• selapis sel yang berbentuk pipih & tersusun rapat.
• pembuluh limfa, pembuluh darah kapiler, selaput pembungkus jantung & paru-paru.
• berfungsi dlm proses DIFUSI, OSMOSIS, FILTRASI dan SEKRESI.
E. pipih berlapis banyak :
• disusun oleh lebih dari satu sel yang berbentuk pipih.
• rongga mulut, rongga hidung, telapak kaki, vagina & esophagus.
• fungsinya seabagai pelindung.
E. silindris selapis :
• selapis sel yang berbentuk silindris & resususn rapat.
• kelenjar pencernaan, kantung empedu, lambung & usus.
• fungsinya untuk penyerapan nutrisi di usus & sekresi .
E. silindris berlapis banyak :
• disusun oleh lebih dari satu sel yang berbentuk silindris.
• laring, faring, trakea & kelenjar ludah.
• berfungsi dalam SEKRESI & sebagai pelindung.
E. kubus selapis :
• selapis sel yang berbebtuk kubus & tersususn rapat.
• permukaan ovarium, lensa mata & nefron ginjal.
• berfungsi dalam SEKRESI & sebagai pelindung.
E. kubus berlapis banyak :
• disususn oleh lebih dari satu sel yang berbentuk kubus.
• permukaan ovarium, testis, saluran kelenjar minyak & kelenjar minyak pada kulit.
• berfungsi dalam proses SEKRESI & absorpsi.
E. transisi :
• disususn oleh selapis sel & bentuknya dapat berubah.
• uretra, saluran pernapasan & kantung kemih.
• fungsinya memungkinkan untuk berubah bentuk.
E. kelenjar :
• berupa kelenjar
• kelenjar kulit, kelenjar susu, kelenjar endokrin & kelenjar pencernaan.
• berfungsi dlm proses SEKRESI untuk membantu proses fisiologi.
2.
JARINGAN PENGIKAT :
• jaringan yang paling banyak terdapat didalam tubuh
• jaringan yang paling banyak terdapat didalam tubuh
J. lemak :
• tersusun dari sel-sel lemak
• di sekitar tubuh
• menyimpan lemak & persediaan cadangan makanan.
J.P. longgar :
• terdiri dari matriks yang mengandung serat-serat kolagen.
• diantara organ & pembungkus pembuluh darah & saraf.
• fungsinya mengelilingi berbagai organ, menyimpan glukosa, garam
mineral & air.
J.P . serabut padat :
• serabut putih, fleksibel tetapi tidak elastis.
• di fasia, di selaput urat, ligamen & tendon.
• sebagai penyokong & proteksi.
J. tulang :
• matriks intraselulernya mengapur oleh endapan garam-garam mineral.
• pada tulang keras & tulang spon
• membentuk kerangka tubuh & melindungi bagian jaringan lemak.
J. tulang rawan :
• matriksnya banyak, elastis & padat oleh sel-sel tulang rawan.
• tersebar di tubuh contohnya telinga luar, laring, & persediaan tulang pinggang.
• fungsinya untuk memberi kekuatan & menyokong rangka embrionik.
J. darah :
• tersusun dari cairan plasma darah & zat padat.
• tersebar di seluruh tubuh.
• mengangkut sari makanan ke sel-sel & zat buanagan hasil metabolisme
keluar sel.
J. limpha :
• berupa cairan yang terbentuk dari air, glukosa, lemak & garam.
• tersebar di seluruh tubuh.
• mengangkut cairan jaringan protein, lemak & zat lain ke sistem pencernaan.
• tersusun dari sel-sel lemak
• di sekitar tubuh
• menyimpan lemak & persediaan cadangan makanan.
J.P. longgar :
• terdiri dari matriks yang mengandung serat-serat kolagen.
• diantara organ & pembungkus pembuluh darah & saraf.
• fungsinya mengelilingi berbagai organ, menyimpan glukosa, garam
mineral & air.
J.P . serabut padat :
• serabut putih, fleksibel tetapi tidak elastis.
• di fasia, di selaput urat, ligamen & tendon.
• sebagai penyokong & proteksi.
J. tulang :
• matriks intraselulernya mengapur oleh endapan garam-garam mineral.
• pada tulang keras & tulang spon
• membentuk kerangka tubuh & melindungi bagian jaringan lemak.
J. tulang rawan :
• matriksnya banyak, elastis & padat oleh sel-sel tulang rawan.
• tersebar di tubuh contohnya telinga luar, laring, & persediaan tulang pinggang.
• fungsinya untuk memberi kekuatan & menyokong rangka embrionik.
J. darah :
• tersusun dari cairan plasma darah & zat padat.
• tersebar di seluruh tubuh.
• mengangkut sari makanan ke sel-sel & zat buanagan hasil metabolisme
keluar sel.
J. limpha :
• berupa cairan yang terbentuk dari air, glukosa, lemak & garam.
• tersebar di seluruh tubuh.
• mengangkut cairan jaringan protein, lemak & zat lain ke sistem pencernaan.
3.
JARINGAN OTOT :
• jaringan yang terdiri dari sel – sel otot.
• jaringan yang terdiri dari sel – sel otot.
Otot polos :
• berbentuk seperti gelendong dgn nukleus tunggal yg terletak di tengah.
• terletak pada alat pencernaan & pembuluh darah.
• bekerja di bawah pengaruh kesadaran kita.
Otot lurik :
• intinya banyak, terletak di tepi, bekerja sec sadar.
• terletak pada tendon & otot otot yg melekat pada rangka.
• bekerja secara sadar.
Otot jantung :
• berinti satu ditengah, bekerja sec tidak sadar.
• terletak di dinding sel.
• membantu jaringan memompa darah masuk & keluar dari jantung.
• berbentuk seperti gelendong dgn nukleus tunggal yg terletak di tengah.
• terletak pada alat pencernaan & pembuluh darah.
• bekerja di bawah pengaruh kesadaran kita.
Otot lurik :
• intinya banyak, terletak di tepi, bekerja sec sadar.
• terletak pada tendon & otot otot yg melekat pada rangka.
• bekerja secara sadar.
Otot jantung :
• berinti satu ditengah, bekerja sec tidak sadar.
• terletak di dinding sel.
• membantu jaringan memompa darah masuk & keluar dari jantung.
4.
JARINGAN SARAF :
• terdiri dari sel saraf yang bercabang – cabang
• tersebar diseluruh tubuh
• untuk menanggapi rangsangan yang datang dari luar. Sehingga ada tindakan dari rangsangan terebut.
• terdiri dari sel saraf yang bercabang – cabang
• tersebar diseluruh tubuh
• untuk menanggapi rangsangan yang datang dari luar. Sehingga ada tindakan dari rangsangan terebut.
2. JARINGAN
PENGIKAT
Jaringan pengikat dapat disebut juga connective tissue,
jaringan penyokong atau anyaman penyokong.
Jaringan Pengikat dapat dibagi ke dalam 3 kategori :
1. Jaringan Pengikat Sebenarnya
2. Jaringan Pengikat Penyokong : Kartilago dan Tulang
3. Jaringan Pengikat dengan Fungsi Khusus : Darah
Sedangkan fungsinya yaitu :
1. mengikat, menghubungkan dan mengisi celah antara jaringan lain
2. sebagai penyokong atau penopang
3. berfungsi khusus
Komponen-komponen yang menyusun jaringan pengikat terdiri atas :
- sel
- substansi dasar
- komponen fibriler
1. SEL
Jaringan pengikat mempunyai bermacam-macam sel terutama dalam jaringan pengikat longgar.
2. SUBSTANSI DASAR
Substansi dasar merupakan substansi yang amorf tempat komponen-komponen lain dari jaringan pengikat terendam. Karl Meyer menyelidiki sifat-sifat kimiawi dari substansi interseluler yang menuntun kepada penemuan komponen utama dari substansi dasar semacam mukopolisakharida yang merupakan karbohidrat. Ternyata mukopolisakharid ini terdiri atas Asam hialuronik yang tidak bergugus sulfat dan Asam Khondroitin sulfurik.
3. KOMPONEN FIBRILER
Dengan mikroskop cahaya komponen fibriler dapat dibedakan dalam :
serabut kolagen
serabut elastis
serabut retikuler.
Serabut Kolagen
Terbentuk dari protein kolagen yang merupakan jenis protein paling banyak terdapat dalam tubuh. Diameternya antara 1 µm – 12 µm dengan rata-rata sebesar eritrosit (7,7 µm).
Serabut kolagen terdiri dari gabungan serabut-serabut yang lebih halus berdiameter 0,3 µm – 0,5 µm yang disebut fibril. Dalam keadaan segar serabut kolagen berwarna putih, oleh karena itu dinamakan pula sebagai serabut putih. Serabut kolagen tahan terhadap tekanan ataupun tarikan, tetapi tidak bersifat lentur. Dengan pewarnaan HE akan terwarna merah muda atau merah.
Serabut Elastis
Bahan yang menyusun serabut elastis adalah protein elastin yang bersifat sangat tahan terhadap pengaruh kimia. Dalam keadaan segar serabut ini berwarna kuning. Serabut elastis bersifat kenyal dan elastik.
Dengan pewarnaan HE tampak lebih merah jika dibandingkan dengan serabut kolagen. Serabutnya tipis dan panjang dengan ketebalan kurang dari 1 µm sampai beberapa mikron.
Serabut Retikuler
Dalam jaringan pengikat terdapat serabut-serabut halus yang saling berhubungan membentuk anyaman atau jala. Serabut ini banyak dijumpai sebagai kerangka dalam jaringan limfoid dan hemopoietik.
----------------------------------------------------------------
JARINGAN PENGIKAT SEBENARNYA
KLASIFIKASI JARINGAN PENGIKAT
Berdasarkan tingkat diferensiasi jaringan pengikat dapat dibedakan adanya:
1. jaringan pengikat embrional
2. jaringan pengikat dewasa
I. JARINGAN PENGIKAT EMBRIONAL
Dalam embrio terdapat dua jenis jaringan embrional yaitu :
- jaringan mesenkhim dan
- jaringan mukosa.
Jaringan mesenkhim semula terdapat sebagai jaringan pengisi antara lapisan entoderm dan ektoderm dalam embrio. Jaringan inilah yang banyak berkembang menjadi jaringan dasar dewasa khususnya menjadi jaringan pengikat.
Gambaran histologisnya sangat khas, karena sebagian besar tersusun secara longgar sel-sel yang mempunyai tonjolan sitoplasma yang saling berhubungan. Dalam keadaan hidup celah-celah antara sel diisi oleh mukopolisakharid. Kadang-kadang di antara sel-sel tersebut sudah tampak fibril halus.
Jaringan mukosa juga merupakan jaringan embrional hanya terdapat dalam tali pusat, humor vitreus dalam bola mata. Bentuk sel yang menyusunnya berbentuk oval stelat dengan inti berbentuk sesuai dengan bentuk selnya. Di antara sel-selnya tampak serabut-serabut kolagen dan terdapat bahan yang lebih cair yang menyerupai lendir. Pada tali pusat bahan tersebut dinamakan Wharton jelly.
II. JARINGAN PENGIKAT DEWASA
5 jenis jaringan pengikat dewasa yaitu :
- jaringan pengikat longgar,
- jaringan pengikat padat,
- jaringan pengikat retikuler,
- jaringan pengikat berpigmen, dan
- jaringan lemak.
a. Jaringan pengikat longgar
Strukturnya longgar karena komponen sel-selnya dipisahkan oleh substansi interseluler yang nyata. Jaringan pengikat longgar dengan pembuluh kapilernya trsebar luas di seluruh tubuh biasanya memberikan tempat kedudukan bagi sel-sel epitel di atasnya untuk bertumpu atau di sekitar sel-sel kelenjar, serabut saraf. Jaringan pengikat longgar berfungsi untuk menyokong dan memberikan nutrisi kepada sel-sel otot.
Gambaran histologisnya yaitu adanya bermacam-macam sel yang tersebar berjauhan di antara serabut-serabut kolagen dan elastis yang tersusun tidak teratur. Biasanya serabut kolagen berada sebagai berkas-berkas bercabang dan serabut elastis yang lebih tipis tampak lebih kemerah-merahan.
Jenis sel yang terdapat di dalam jaringan pengikat longgar yaitu : fibroblas, sel lemak, plasmasit, makrofag, mastosit, sel-sel mesenkhimbelum berdiferensiasi, sel imigran dan sel pigmen.
Fibroblas
Sel ini berbentuk sebagai kumparan dengan bagian yang membesar mengandung inti yang berbentuk ovoid dengan butir-butir khromatin halus dan sebuah nukleolus. Sitoplasma fibroblas mempunyai tonjolan-tonjolan dan tampak pucat.
Sel yang masih muda lebih banyak tonjolan-tonjolannya. Sitoplasma sekeliling inti lebih basofil karena sel tersebut sedang aktif mensintesis protein. Fibroblas muda mampu mengadakan pembelahan sel. Fibroblas dewasa sedikit kemampuan untuk membelah.
Sel lemak
Apabila kelompok sel-sel lemak menjadi sangat besar maka terbentuk jaringan lemak. Sel lemak sangat mudah dibedakan terhadap jenis sel lain. Sel lemak telah dapat dibedakan sejak mulai terjadi penimbunan tetes-tetes lemak dalam sitoplasma sampai terjadinya penyatuan yang semakin membesar sehingga inti bersama sitoplasma terdorong ke tepi.
Plasmasit
Sel ini sangat erat hubungannya dengan sistem imunitas karena berasal dari perkembangan limfosit B yang akan menghasilkan antibody. Plasmasit mudah dikenal karena penampilannya yang khas yaitu : berbentuk bulat panjang, inti bulat yang terletak eksentrik. Susunan khromatin dalam inti menyerupai gambaran jari-jari roda, sitoplasma bersifat basofil karena aktif mensintesis antibody yang merupakan protein.
Jaringan Pengikat dapat dibagi ke dalam 3 kategori :
1. Jaringan Pengikat Sebenarnya
2. Jaringan Pengikat Penyokong : Kartilago dan Tulang
3. Jaringan Pengikat dengan Fungsi Khusus : Darah
Sedangkan fungsinya yaitu :
1. mengikat, menghubungkan dan mengisi celah antara jaringan lain
2. sebagai penyokong atau penopang
3. berfungsi khusus
Komponen-komponen yang menyusun jaringan pengikat terdiri atas :
- sel
- substansi dasar
- komponen fibriler
1. SEL
Jaringan pengikat mempunyai bermacam-macam sel terutama dalam jaringan pengikat longgar.
2. SUBSTANSI DASAR
Substansi dasar merupakan substansi yang amorf tempat komponen-komponen lain dari jaringan pengikat terendam. Karl Meyer menyelidiki sifat-sifat kimiawi dari substansi interseluler yang menuntun kepada penemuan komponen utama dari substansi dasar semacam mukopolisakharida yang merupakan karbohidrat. Ternyata mukopolisakharid ini terdiri atas Asam hialuronik yang tidak bergugus sulfat dan Asam Khondroitin sulfurik.
3. KOMPONEN FIBRILER
Dengan mikroskop cahaya komponen fibriler dapat dibedakan dalam :
serabut kolagen
serabut elastis
serabut retikuler.
Serabut Kolagen
Terbentuk dari protein kolagen yang merupakan jenis protein paling banyak terdapat dalam tubuh. Diameternya antara 1 µm – 12 µm dengan rata-rata sebesar eritrosit (7,7 µm).
Serabut kolagen terdiri dari gabungan serabut-serabut yang lebih halus berdiameter 0,3 µm – 0,5 µm yang disebut fibril. Dalam keadaan segar serabut kolagen berwarna putih, oleh karena itu dinamakan pula sebagai serabut putih. Serabut kolagen tahan terhadap tekanan ataupun tarikan, tetapi tidak bersifat lentur. Dengan pewarnaan HE akan terwarna merah muda atau merah.
Serabut Elastis
Bahan yang menyusun serabut elastis adalah protein elastin yang bersifat sangat tahan terhadap pengaruh kimia. Dalam keadaan segar serabut ini berwarna kuning. Serabut elastis bersifat kenyal dan elastik.
Dengan pewarnaan HE tampak lebih merah jika dibandingkan dengan serabut kolagen. Serabutnya tipis dan panjang dengan ketebalan kurang dari 1 µm sampai beberapa mikron.
Serabut Retikuler
Dalam jaringan pengikat terdapat serabut-serabut halus yang saling berhubungan membentuk anyaman atau jala. Serabut ini banyak dijumpai sebagai kerangka dalam jaringan limfoid dan hemopoietik.
----------------------------------------------------------------
JARINGAN PENGIKAT SEBENARNYA
KLASIFIKASI JARINGAN PENGIKAT
Berdasarkan tingkat diferensiasi jaringan pengikat dapat dibedakan adanya:
1. jaringan pengikat embrional
2. jaringan pengikat dewasa
I. JARINGAN PENGIKAT EMBRIONAL
Dalam embrio terdapat dua jenis jaringan embrional yaitu :
- jaringan mesenkhim dan
- jaringan mukosa.
Jaringan mesenkhim semula terdapat sebagai jaringan pengisi antara lapisan entoderm dan ektoderm dalam embrio. Jaringan inilah yang banyak berkembang menjadi jaringan dasar dewasa khususnya menjadi jaringan pengikat.
Gambaran histologisnya sangat khas, karena sebagian besar tersusun secara longgar sel-sel yang mempunyai tonjolan sitoplasma yang saling berhubungan. Dalam keadaan hidup celah-celah antara sel diisi oleh mukopolisakharid. Kadang-kadang di antara sel-sel tersebut sudah tampak fibril halus.
Jaringan mukosa juga merupakan jaringan embrional hanya terdapat dalam tali pusat, humor vitreus dalam bola mata. Bentuk sel yang menyusunnya berbentuk oval stelat dengan inti berbentuk sesuai dengan bentuk selnya. Di antara sel-selnya tampak serabut-serabut kolagen dan terdapat bahan yang lebih cair yang menyerupai lendir. Pada tali pusat bahan tersebut dinamakan Wharton jelly.
II. JARINGAN PENGIKAT DEWASA
5 jenis jaringan pengikat dewasa yaitu :
- jaringan pengikat longgar,
- jaringan pengikat padat,
- jaringan pengikat retikuler,
- jaringan pengikat berpigmen, dan
- jaringan lemak.
a. Jaringan pengikat longgar
Strukturnya longgar karena komponen sel-selnya dipisahkan oleh substansi interseluler yang nyata. Jaringan pengikat longgar dengan pembuluh kapilernya trsebar luas di seluruh tubuh biasanya memberikan tempat kedudukan bagi sel-sel epitel di atasnya untuk bertumpu atau di sekitar sel-sel kelenjar, serabut saraf. Jaringan pengikat longgar berfungsi untuk menyokong dan memberikan nutrisi kepada sel-sel otot.
Gambaran histologisnya yaitu adanya bermacam-macam sel yang tersebar berjauhan di antara serabut-serabut kolagen dan elastis yang tersusun tidak teratur. Biasanya serabut kolagen berada sebagai berkas-berkas bercabang dan serabut elastis yang lebih tipis tampak lebih kemerah-merahan.
Jenis sel yang terdapat di dalam jaringan pengikat longgar yaitu : fibroblas, sel lemak, plasmasit, makrofag, mastosit, sel-sel mesenkhimbelum berdiferensiasi, sel imigran dan sel pigmen.
Fibroblas
Sel ini berbentuk sebagai kumparan dengan bagian yang membesar mengandung inti yang berbentuk ovoid dengan butir-butir khromatin halus dan sebuah nukleolus. Sitoplasma fibroblas mempunyai tonjolan-tonjolan dan tampak pucat.
Sel yang masih muda lebih banyak tonjolan-tonjolannya. Sitoplasma sekeliling inti lebih basofil karena sel tersebut sedang aktif mensintesis protein. Fibroblas muda mampu mengadakan pembelahan sel. Fibroblas dewasa sedikit kemampuan untuk membelah.
Sel lemak
Apabila kelompok sel-sel lemak menjadi sangat besar maka terbentuk jaringan lemak. Sel lemak sangat mudah dibedakan terhadap jenis sel lain. Sel lemak telah dapat dibedakan sejak mulai terjadi penimbunan tetes-tetes lemak dalam sitoplasma sampai terjadinya penyatuan yang semakin membesar sehingga inti bersama sitoplasma terdorong ke tepi.
Plasmasit
Sel ini sangat erat hubungannya dengan sistem imunitas karena berasal dari perkembangan limfosit B yang akan menghasilkan antibody. Plasmasit mudah dikenal karena penampilannya yang khas yaitu : berbentuk bulat panjang, inti bulat yang terletak eksentrik. Susunan khromatin dalam inti menyerupai gambaran jari-jari roda, sitoplasma bersifat basofil karena aktif mensintesis antibody yang merupakan protein.
Sel Makrofag
Mempunyai kemampuan memangsa (fagositosis) oleh karena itu berperan dalam pertahanan tubuh. Sitoplasmanya mengandung lisosom yang mengandung enzim guna untuk melisiskan bakteri.
Bentuk sel biasanya oval tetapi tidak tetap. Inti terletak eksentrik. Makrofag berasal dari monosit dalam darah. Apabila benda yang akan difagositosis cukup besar maka beberapa sel makrofag berfusi membentuk sel raksasa atau sel benda asing.
Mastosit (Mast Cell)
Dinamakan mast cell karena terlihat sebagai sebuah sel yang besar yang terisi penuh dengan butir-butir.
Bentuk sel biasanya ovoid dengan inti bulat di tengah. Biasanya inti sulit terlihat karena tertutup oleh butir-butir yang memenuhi sel. Butir-butir tersebut mengandung bahan-bahan seperti heparin, histamin dan berbagai enzim yang diketahui berhubungan dengan gejala alergi anafilaksis.
Terlepasnya buti-butir yang mengandung berbagai zat aktif tersebut disebabkan oleh adanya alergen dan antibody dari kelas IgE yang menempel pada permukaan sel. Gejala yang timbul akibat terlepasnya butir-butir ini antara lain gatal-gatal, udem, sesak nafas.
Sel mesenkhim muda
Dalam jaringan pengikat longgar biasanya dapat diketemukan sel-sel mesenkhim yang belum mengalami diferensiasi.
Sel imigran
Yang dimaksud dengan sel imigran yaitu berbagai jenis sel yang biasanya tidak dijumpai dalam jaringan pengikat longgar tetapi merupakan pendatang dari luar misalnya leukosit, limfosit, monosit.
b. Jaringan Pengikat Padat
Tergantung pada keteraturan komponen serabut penyusunnya, jaringan pengikat padat dibedakan dalam : jaringan pengikat padat ireguler dan jaringan pengikat padat reguler.
Jaringan Pengikat Padat Ireguler
Berfungsi sebagai pembungkus berbagai organ, tendo, serabut saraf, otot dan sebagai dermis pada kulit. Gambaran jaringan ini menunjukkan lalu lalangnya serabut kolagen dari berbagai ukuran dengan sel-sel yang tidak begitu banyak jumlahnya.
Jaringan Pengikat Padat Reguler
Gambarannya sangat berbeda karena komponen fibriler berjalan dalam arah yang sama sesuai dengan kebutuhan mekanik yang diperlukan. Tergantung pada serabut yang paling menonjol dibedakan menjadi : jaringan pengikat padat kolagen reguler dan jaringan pengikat padat elastis.
Mempunyai kemampuan memangsa (fagositosis) oleh karena itu berperan dalam pertahanan tubuh. Sitoplasmanya mengandung lisosom yang mengandung enzim guna untuk melisiskan bakteri.
Bentuk sel biasanya oval tetapi tidak tetap. Inti terletak eksentrik. Makrofag berasal dari monosit dalam darah. Apabila benda yang akan difagositosis cukup besar maka beberapa sel makrofag berfusi membentuk sel raksasa atau sel benda asing.
Mastosit (Mast Cell)
Dinamakan mast cell karena terlihat sebagai sebuah sel yang besar yang terisi penuh dengan butir-butir.
Bentuk sel biasanya ovoid dengan inti bulat di tengah. Biasanya inti sulit terlihat karena tertutup oleh butir-butir yang memenuhi sel. Butir-butir tersebut mengandung bahan-bahan seperti heparin, histamin dan berbagai enzim yang diketahui berhubungan dengan gejala alergi anafilaksis.
Terlepasnya buti-butir yang mengandung berbagai zat aktif tersebut disebabkan oleh adanya alergen dan antibody dari kelas IgE yang menempel pada permukaan sel. Gejala yang timbul akibat terlepasnya butir-butir ini antara lain gatal-gatal, udem, sesak nafas.
Sel mesenkhim muda
Dalam jaringan pengikat longgar biasanya dapat diketemukan sel-sel mesenkhim yang belum mengalami diferensiasi.
Sel imigran
Yang dimaksud dengan sel imigran yaitu berbagai jenis sel yang biasanya tidak dijumpai dalam jaringan pengikat longgar tetapi merupakan pendatang dari luar misalnya leukosit, limfosit, monosit.
b. Jaringan Pengikat Padat
Tergantung pada keteraturan komponen serabut penyusunnya, jaringan pengikat padat dibedakan dalam : jaringan pengikat padat ireguler dan jaringan pengikat padat reguler.
Jaringan Pengikat Padat Ireguler
Berfungsi sebagai pembungkus berbagai organ, tendo, serabut saraf, otot dan sebagai dermis pada kulit. Gambaran jaringan ini menunjukkan lalu lalangnya serabut kolagen dari berbagai ukuran dengan sel-sel yang tidak begitu banyak jumlahnya.
Jaringan Pengikat Padat Reguler
Gambarannya sangat berbeda karena komponen fibriler berjalan dalam arah yang sama sesuai dengan kebutuhan mekanik yang diperlukan. Tergantung pada serabut yang paling menonjol dibedakan menjadi : jaringan pengikat padat kolagen reguler dan jaringan pengikat padat elastis.
1. Jaringan Pengikat Padat Kolagen Reguler
Sebagian besar serabut-serabutnya dari jenis kolagen misalnya terdapat sebagai tendo, ligamentum, fascia, aponeurosis dan cornea. Pada tendo terlihat jelas kolagen tersusun memanjang padat. Di antara berkas-berkas serabut kolagen terdapat fibroblas yang seakan-akan terhimpit. Badan sel menjadi lebih panjang dengan tonjolan-tonjolan yang melebar di antara berkas kolagen. Karena tonjolan-tonjolannya seperti sayap maka disebut Flugel Zell (sel sayap).
2. Jaringan Pengikat Padat Elastis
Jaringan pengikat ini misalnya terdapat sebagai : ligamentum flavum, ligamentum vocale, ligamentum nuchae dan ligamentum stylohyoideum. Pada potongan memanjang tampak berkas-berkas serabut elastis tersusun sangat rapat dengan sel-sel fibroblas tersebar di antaranya. Pada potongan melintang jelas sekali adanya sel-sel fibroblas yang terhimpit di antara berkas-berkas serabut elastis yang berbentuk bulat atau bersudut-sudut. Jaringan padat elastis dapat juga berbentuk sebagai lembaran misalnya fascia scarpae pada dinding perut atau sebagai membrana fenestra pada dinding aorta.
c. Jaringan Retikuler
Sebagian besar jaringan ini tersusun oleh serabut retikuler. Biasanya terdapat sel retikuler primitif atau sel makrofag. Serabut bersama sel-selnya membentuk kerangka atau stroma dalam jaringan limfoid dan jaringan mieloid (sumsum tulang).
d. Jaringan Pengikat Pigmen
Termasuk jaringan pengikat khusus yang tidak banyak terdapat dalam tubuh, di antaranya terdapat sebagai Tunica suprachoroidea dan Lamina fusca pada sclera bola mata.
e. Jaringan Lemak
Fungsinya sebagai pelindung terhadap gangguan suhu dan mekanik, serta mempunyai arti penting dalam metabolisme.
1. jaringan lemak putih
Merupakan jaringan lemak yang biasa terdapat. Biasanya berbentuk bulat dan tersusun sangat rapat. Jaringan lemak jenis ini banyak terdapat sebagai jaringan di bawah kulit. Kelompok sel-sel lemak tersebut biasanya membentuk lobulus yang dipisahkan oleh jaringan pengikat padat. Sel-sel lemak yang menyusun biasanya mempunyai sebuah rongga yang besar yang diisi oleh lemak sehingga disebut sel lemak unilokuler, inti sel terdesak ke tepi.
2. jaringan lemak cokelat
Warna jaringan lemak ini mulai cokelat sampai kemerah-merahan. Warna cokelat disebabkan oleh kepadatan sitokhrom dan juga karena banyak mengandung pembuluh darah. Jaringannya tersusun oleh sel-sel lemak yang lebih kecil ukurannya dari sel lemak pada jaringan lemak putih. Sel lemak berbentuk poligonal. Sitoplasmanya lebih jelas terlihat dengan sejumlah tetes-tetes lemak yang menempati dalam rongga yang jumlahnya lebih dari sebuah sehingga disebut sel lemak multilokuler, inti yang bulat terletak eksentrik.
Kalau jaringan lemak putih atau kuning dapat berasal dari jaringan pengikat longgar yang tersebar di seluruh tubuh sepanjang hidupnya, maka jaringan lemak cokelat terbatas pada tempat-tempat tertentu dan terbentuk pada waktu embrio saja. Sehingga jaringan lemak cokelat tidak akan bertambah setelah lahir.
Jaringan epitel merupakan
jaringan yang membatasi tubuh dan lingkungannya, baik di sebelah luar maupun
dalam. Jaringan epitel berasal dari spesialisasi lapisan ectoderm. Jaringan
epitel yang melapisi luar tubuh disebut epidermis. Yang membatasi rongga dalam
disebut endodermis, sedangkan yang membatasi rongga disebut mesoderm.
FUNGSI JARINGAN EPITEL
Jaringan epitel secara umum memiliki beberapa fungsi sebagai berikut,
FUNGSI JARINGAN EPITEL
Jaringan epitel secara umum memiliki beberapa fungsi sebagai berikut,
1. Sebagai pelindung atau proteksi jaringan yang berada
di sebelah dalamnya
2. Sebagai kelenjar, yaitu cairan yang menghasilkan getah. Kelenjar merupakan lekukan dari jaringan epitel dimana pada dindingnya terdapat sel kelenjar. Sel kelenjar adalah sel yang mengambil bahan baku dari darah lalu dibuat menjadi sesuatu. Kelenjar Ekskresi bila zat yang dikeluarkannya untuk dibuang, contohnya urine. Kelenjar sekresi jika zat yang dikeluarkannya untuk digunakan kembali, contohnya enzim-enzim. Kelenjar endokrin bila zat yang dikeluarkan (hormone) langsung ke dalam darah.
3. Sebagai penerima rangsang atau reseptor, disebut epitel sensori atau neuroepitelium. Epitel sensori kebanyakan berada di alat indra.
4. Sebagai pintu gerbang lalu lintas zat, berfungsi melakukan penyerapan zat ke dalam tubuh dan mengeluarkan zat dari dalam tubuh. Contohnya pada alveolus paru-paru, jonjot usus, dan nefron ginjal
2. Sebagai kelenjar, yaitu cairan yang menghasilkan getah. Kelenjar merupakan lekukan dari jaringan epitel dimana pada dindingnya terdapat sel kelenjar. Sel kelenjar adalah sel yang mengambil bahan baku dari darah lalu dibuat menjadi sesuatu. Kelenjar Ekskresi bila zat yang dikeluarkannya untuk dibuang, contohnya urine. Kelenjar sekresi jika zat yang dikeluarkannya untuk digunakan kembali, contohnya enzim-enzim. Kelenjar endokrin bila zat yang dikeluarkan (hormone) langsung ke dalam darah.
3. Sebagai penerima rangsang atau reseptor, disebut epitel sensori atau neuroepitelium. Epitel sensori kebanyakan berada di alat indra.
4. Sebagai pintu gerbang lalu lintas zat, berfungsi melakukan penyerapan zat ke dalam tubuh dan mengeluarkan zat dari dalam tubuh. Contohnya pada alveolus paru-paru, jonjot usus, dan nefron ginjal
JENIS-JENIS JARINGAN EPITEL
Jaringan epitel dapat dibedakan menjadi dua, yaitu epitel simpleks (terdiri dari satu lapis sel) dan epite kompleks (tersusun atas beberapa lapisan sel).
1. Epitel simpleks
- Epitel pipih selapis.
Ciri-cirinya, sitoplasma jernih, inti sel bulat terletak di tengah. Epitel ini terletak di pleura, alveolus paru-paru, kapsula bowman pada ginjal, lapisan dalam pembuluh darah dan limfa, ruang jantung, selaput bagian dalam telinga, sel ekskresi kecil dari kebanyakan kelenjar. Adapun fungsi epitel ini antara lain
a. Pelapis bagian dalam rongga dan saluran (endothelium)
b. Tempat difusi zat
c. Tempat infiltrasi zat
d. Tempat osmosis zat
- Epitel kubus selapis
Sitoplasmanya jernih atau berbutir-butir. Inti sel bulat besar di tengah. Terletak di kelenjar keringat dan kelenjar air liur, retina mata, permukaan ovary, dan saluran nefron ginjal.
Adapun fungsinya,
a. Lapisan pelindung atau proteksi
b. Tempat penyerapan zat (absorbsi)
c. Penghasil mucus (lendir) / sekresi
- Epitel silindris selapis
Epitel ini memiliki bentuk silinder (tabung), sitoplasmanya jernih atau berbutir-butir. Epitel ini memiliki nucleus berbentuk bulat terletak di dekat dasar. Terdapat pada dinding dalam lambung, usus, kandung kencing, kantong empedu, saluran rahim, rahim, saluran pernafasan bagian atas, saluran pencernaan.
Adapun fungsinya,
a. Lapisan pelindung (proteksi)
b. tempat penyerapan zat ( absorbsi)
c. Tempat difusi dan absorbsi zat
d. Melicinkan
- Epitel silindris selapis bersilia
Epitel ini berbentuk seperti epitel silindris berlapis, hanya saja memiliki bulu-bulu getar atau silia. Epitel ini dapat ditemukan di dinding dalam rongga hidung, saluran trakea, bronkus, dan dinding dalam saluran oviduct.
Adapun fungsinya,
a. Penghasil mucus (lendir) untuk menangkap benda asing yang masuk
b. Dengan getaran silia menghalau benda asing yang masuk/ atau melekat pada mucus
- Epitel silindris semu berlapis (Epitel silindris bersilia)
Epitel ini terdiri atas sel-sel epitelium batang yang berekatan satu sama lain dan tidak semua selnya mencapai permukaan sehingga menyerupai epitelium berlapis. Terletak pada rongga hidung dan trakea.
Adapun fungsinya,
a. proteksi
b. sekresi
c. Gerakan zat melalui permukaan
2. Epitel kompleks
Epitel kompleks tersusun oleh beberapa lapisan sel. Lapisan sel terbawah yang selalu membelah diri untuk mengganti sel-sel permukan yang rusak, disebut lapisan germinativa. Beberapa jaringan yang termasuk epitel kompleks adalah,
- Epitel pipih berlapis
Letaknya pada kulit (dengan zat tanduk), epidermis, rongga mulut, esophagus, laring, vagina, saluran anus, rongga hidung. Berfungsi sebagai,
a. Lapisan pelindung terhadap pengaruh luar
b. Lapisan pelindung saluran dalam
c. Penghasil mucus
- Epitel kubus berlapis
Terletak di kelenjar keringat, kelenjar minyak, ovarium di masa pertumbuhan, buah zakar. Fungsinya,
a. lapisan pelindung
b. penghasil mucus
- Epitel silindris berlapis
Terletak pada lapisan konjunctiva (lapisan yang selalu basah karena lendir) misalnya pada bagia mata yang berwarna putih, dinding dalam kelopak mata, laring, faring, uretra. Berfungsi sebagai,
a. proteksi
b. Penghasil mucus
c. Gerakan zat lewati permukaan
d. Saluran ekskresi kelenjar ludah dan kelenjar susu
- Epitel transisional
Terletak pada kandung kencing, ureter, pelvis ginjal. Berfungsi menahan regangan dan tekanan.
- Epitel kelenjar eksokrin
Terletak pada kelenjar minyak, kelenjar keringat, kelenjar saliva. Berfungsi menghasilkan mucus
- Epitel kelenjar endokrin
Terletak pada otak, daerah leher, anak ginjal, pankreas, kelamin. Berfungsi menghasilkan hormone.
fungsi
jaringan epitel
a. Pelindung atau proteksi, missal epitel pada kulit dan
rongga mulut
b. Sebagai kelenjar atau menghasilkan getah.
Kelenjar terbagi menjadi eksokrin (melalui sebuah saluran, contoh kelenjar keringat dan
kelenjar air liur) dan endokrin (tidak mempunyai saluran khusus tetapi langsung melalui
saluran darah, contoh kelenjar tiroid , kelenjar hipofisis dll).
c. Sebagai penerima rangsang (reseptor), disebut epitel sensori (neuroepitelium) contoh yang
terletak disekitar alat indra.
d. Sebagi jalur lalu lintas transportasi zat. Artinya epitel dapat berfungsi sebagai penyerapan
zat ke dalam tubuh, contoh epitel pada jonjot usus. Epitel juga dapat berfungsi untuk
mengeluarkan zat dari dalam tubuh, contoh pada nefron ginjal untuk lewatnya urine.
b. Sebagai kelenjar atau menghasilkan getah.
Kelenjar terbagi menjadi eksokrin (melalui sebuah saluran, contoh kelenjar keringat dan
kelenjar air liur) dan endokrin (tidak mempunyai saluran khusus tetapi langsung melalui
saluran darah, contoh kelenjar tiroid , kelenjar hipofisis dll).
c. Sebagai penerima rangsang (reseptor), disebut epitel sensori (neuroepitelium) contoh yang
terletak disekitar alat indra.
d. Sebagi jalur lalu lintas transportasi zat. Artinya epitel dapat berfungsi sebagai penyerapan
zat ke dalam tubuh, contoh epitel pada jonjot usus. Epitel juga dapat berfungsi untuk
mengeluarkan zat dari dalam tubuh, contoh pada nefron ginjal untuk lewatnya urine.
Struktur
Fungsi Jaringan Otot- Jaringan
otot terdiri atas serabut-serabut otot yang
tersusun oleh sel-sel otot.
Serabut otot tersebut dinamakan myofibril. Sel-sel otot dibungkus oleh
selaput atau membran yang disebut sarkolema. Sel-sel otot berisi suatu
cairan sel yang disebut sarkoplasma. Jaringan otot terdapat pada semua
anggota tubuh, baik anggota gerak maupun organ-organ dalam dan luar. Fungsi
jaringan otot ini adalah sebagai alat gerak aktif. Otot memiliki kemampuan
untuk berkontraksi kemudian berelaksasi sehingga dapat menggerakkan tubuh pada
tempat melekatnya otot tersebut. Sel-sel otot disebut juga serabut otot.
Serabut otot memiliki miofibril. Miofibril tersusun oleh protein kontraktil,
aktin, dan miosin. Berdasarkan bentuk dan cara kerja selnya, jaringan otot
dapat dibagi sebagai berikut.
- Otot lurik, merupakan otot yang menempel pada rangka. Oleh karena itu, sering disebut juga otot rangka. Miofibril yang tersusun sejajar dengan serabut otot membentuk daerah-daerah terang dan gelap sehingga tampak seperti berlurik-lurik. Otot lurik mempunyai banyak inti sel (perhatikan Gambar 3.6a). Otot lurik bekerja di bawah kesadaran.
Gambar 3.6 Terdapat
tiga tipe sel otot, yaitu (a) otot lurik, (b) otot polos, dan (c) otot jantung.
Apa perbedaan dari ketiga tipe sel otot tersebut?
- Otot polos, Otot ini tersusun dari sel yang berbentuk gelendong, kumparan, dan memiliki inti satu di tengah. Otot polos berukuran antara 30-200 milimikron. Otot polos, mempunyai pola permukaan yang polos, tanpa adanya pola lurik melintang. Otot ini juga dilengkapi dengan saraf yang berasal dari sistem saraf tak sadar. Karakteristik otot ini antara lain, kontraksinya spontan, tetapi kerja lambat, bekerja terus-menerus tanpa disadari (involunter) dan tidak mudah lelah. Untuk berkontraksi otot polos memerlukan waktu antara 3 detik sampai 3 menit. Otot polos terdapat pada organ dalam, misalnya, usus, lambung, ginjal, pembuluh darah. Bentuk selnya menyerupai gelendong. Setiap sel memiliki satu inti sel yang terletak di bagian tengah sel. Otot polos tidak bekerja di bawah kesadaran. Otot polos terdapat di organ-organ yang bekerja tanpa sadar (involuntary), seperti lambung, usus, kandung kemih, dan saluran pernapasan (Gambar 3.6b).
- Otot jantung, kerjanya tidak disadari. Akan tetapi, otot jantung berbeda dengan otot polos. Struktur otot jantung mirip dengan otot lurik. Namun, selnya membentuk rantai dan bercabang dengan satu atau dua inti sel. Disebut otot jantung karena memang letaknya hanya pada jantung saja. Otot ini memiliki struktur seperti pada otot lurik, yaitu memiliki pola lurik melintang tetapi miofibrilnya bercabang-cabang. Sel-sel otot jantung membentuk rantai dan sering bercabang dua atau lebih membentuk sinsitium. Cara kerja otot jantung seperti otot polos yaitu di luar kesadaran (involunter), terus-menerus, dan tidak mudah lelah, tidak terdapat di organ lain (Gambar 3.6c).
7. JARINGAN SARAF
Jaringan saraf yang merupakan jenis ke-4 dari jaringan dasar terdapat hampir di seluruh jaringan tubuh sebagai jaringan komunikasi. Dalam melaksanakan fungsinya, jaringan saraf mampu menerima rangsang dari lingkungannya, mengubah rangsang tersebut menjadi impuls, meneruskan impuls tersebut menuju pusat dan akhirnya pusat akan memberikan jawaban atas rangsang tersebut. Rangkaian kegiatan tersebut dapat terselenggara oleh karena bentuk sel saraf yang khas yaitu mempunyai tonjolan yang panjang dan bercabang-cabang.Selain berkemampuan utama dalam merambatkan impuls, sejenis sel saraf berkemampuan bersekresi seperti halnya sel kelenjar endokrin. Sel saraf demikian dimasukkan dalam kategori neroen-dokrin yang sekaligus menjadi penghubung antara sistem saraf dan sistem endokrin.
Jaringan saraf sebagai suatu sistem komunikasi biasanya dibagi menjadi :
Systema nervorum centrale dan Systema nervorum periferum.
STRUKTUR HISTOLOGIS
Komponen jaringan saraf terdiri atas :
Sel saraf,
serabut saraf dan
jaringan pengisi.
Pada dasarnya jaringan saraf berasal dari jaringan ektoderm.
SEL SARAF
Sel saraf yang dinamakan pula sel neron berbeda dengan sel-sel dari jaringan dasar lainnya karena adanya tonjolan-tonjolan yang panjang dari badan selnya.
Oleh karena itu sel saraf dibedakan menjadi:
badan sel,
dendrit dan
neurit.
BADAN SEL
yaitu bagian sel saraf yang mengandung inti, maka kadang-kadang bagian ini disebut pula sebagai perikaryon. Bentuk dan ukuran dapat beraneka ragam, tergantung fungsi dan letaknya.
Inti sel biasanya terletak sentral, walaupun kadang-kadang dapat eksentrik. Biasanya berbentuk bulat; dan berukuran besar. Di dalamnya terdapat butir-butir khromatin halus yang tersebar. Nukleolus biasanya besar sehingga kadang-kadang dapat disangka sebagai intinya sendiri. Penampilan inti yang demikian merupakan ciri khas dari sel saraf, oleh karena berkaitan erat sekali dengan kegiatan sel saraf. Dalam nukleolus banyak mengandung molekul RNA yang penting untuk kegiatan sel terutama dalam sintesis protein, sehingga mengikat warna basofil.
Sitoplasma sel saraf mengandung berbagai macam organela seperti halnya jenis sel lain. Ciri khas dari sitoplasma sel neron yaitu adanya bangunan basofil yang berbentuk sebagai bercak-bercak yang dinamakan: Substansi Nissl yang tidak lain adalah granular endoplasmic reticulum yang banyak mengandung butir-butir ribosom sebesar 100–300. Kehadiran bangunan tersebut mendukung adanya kegiatan sintesis protein. Bentuk dan susunan substansi Nissl sangat tergantung dari jenis sel saraf nya.
Mitokhondria yang dikenal sebagai sumber energi bagi sebuah sel juga terdapat dalam sitoplasma sel saraf bahkan meluas ke dalam tonjolan-tonjolannya. Energi yang dibutuhkan oleh jaringan saraf jelas apabila diukur konsumsi oksigen dan kandungan glukosa dalam sel saraf.
Kompleks Golgi merupakan organela yang untuk pertama kalinya diketemukan dalam sel saraf oleh Camillo Golgi dalam tahun 1898, yang di kemudian hari juga diketemukan dalam sel-sel bukan saraf. Kedudukan kompleks Golgi tergantung jenis sel sarafnya.
Organela lain dalam sel saraf yang meluas sampai tonjolan-tonjolannya yaitu yang dinamakan nerofibril. Dengan berbagai teknik histologi dapat ditunjukkan adanya serabut-serabut halus khususnya dalam axon. Apa yang dilihat sebagai nerofibril dengan mikroskop cahaya, ternyata dengan M.E. terdiri atas berbagai bentuk misalnya sebagai mikrotubuli, nerofilamen dan aktin. Fungsinya selain bertindak sebagai kerangka sel juga diduga sangat berguna dalam pengangkutan bahan-bahan dalam tonjolan sel.
Di samping organela, di dalam sel saraf diketemukan pigmen yang fungsinya kurang jelas. Ada dua jenis pigmen dalam sel saraf, yaitu: pigmen lipokhrom yang berwarna kuning dan pigmen melanin yang berwarna coklat atau hitam.
DENDRIT
Merupakan tonjolan-tonjolan dari badan sel saraf yang bercabang-cabang sebagai pohon sehingga memperluas permukaan sel saraf. Pada pangkalnya di badan sel terdapat perluasan substansi Nissl dan mitokhondria, namun nerofibril dan mikrotubuli meluas sampai ujung dendritnya.
Dengan pewarnaan khusus menggunakan inpregnasi perak dapat terlihat adanya tonjolan-tonjolan pada permukaan percabangan dendrit yang disebut gemula dan spina. Bangunan tersebut digunakan untuk tempat kontak dengan sel saraf lainnya melalui sinapsis.
Bentuk percabangan dendrit tergantung dari jenis sel sarafnya. Fungsinya merambatkan impuls ke arah badan sel.
AXON
Berbeda dengan tonjolan yang dinamakan dendrit, maka axon merupakan tonjolan yang hanya terdapat sebuah dan berfungsi merambatkan impuls yang meninggalkan badan sel. Bahkan salah satu jenis sel saraf dalam retina yang disebut sel amakrin tidak memiliki axon sama sekali. Axon berpangkal pada badan sel sebagai suatu bukit kecil yang dinamakan oxon hillock. Di dalam daerah ini tidak terdapat substansi Nissl, karena di daerah ini banyak nerofibril yang akan meninggalkan badan sel.
Panjang axon dari beberapa cm sampai beberapa puluh cm demikian pula diameternya juga berbeda-beda. Makin besar diameternya makin cepat perambatan impulsnya.
Di beberapa tempat axon memberikan percabangan yang dinamakan kolateral, sedang ujung axon akan bercabang-cabang sebagai pohon yang dinamakan telodendron.
Oleh karena axon perlu menghantarkan impuls yang tidak lain adalah perubahan potensial listrik, maka agar efisien perlu dibungkus dengan bahan isolator yang dinamakan Selubung mielin. Sebelah luarnya masih ada selubung lain yang dinamakan selubung nerolema. Mengenai hal ini akan dibahas lebih jauh pada bagian serabut saraf dari Sistem Saraf Perifir.
JARINGAN PENGISI
Yang dimaksudkan dengan jaringan pengisi meliputi semua komponen jaringan saraf yang tidak ikut berfungsi dalam merambatkan impuls saraf, tetapi bukan jaringan pengikat oleh karena berasal dari jaringan ektoderm.
Jaringan pengisi ini dibedakan untuk Sistem Saraf Pusat dan Sistem Saraf Perifir.
Pada Sistem Saraf Pusat, sel-sel jaringan pengisi dinamakan neroglia,
Pada Sistem Saraf Perifer terdapat sel satelit atau sel kapsel dalam ganglion, dan sel Schwann
Fungsi jaringan neroglia bertindak sebagai ;
- penyokong, untuk nutrisi dan sebagai
- isolator terhadap gel saraf.
Hubungan antara sel glia dan sel saraf demikian eratnya sehingga merupakan unit fungsional.
Dalam Sistem Saraf Pusat dibedakan adanya beberapa jenis sel seperti :
sel ependim,
astrosit,
oligodendroglia dan
mikroglia.
Seperti juga sel-sel saraf, sel-sel neroglia tidak mudah diperlihatkan tonjolan-tojolannya.
Untuk mempelajari morfologi sel-sel glia tidak cukup dengan pewarnaan H.E. saja, melainkan memerlukan pewarnaan khusus, misalnya dengan pewarnaan dengan perak atau emas. Bahkan pengamatan dengan M.E. sangat membantu dalam mengungkapkan struktur halus dan fungsinya.
Dengan pewarnaan H.E. sel glia hanya dapat dipastikan dari bentuk dan ukuran intinya saja oleh karena tidak dapat dilihat dengan baik tonjolan-tonjolannya.
Astrosit menunjukkan inti yang paling besar dan berbentuk ovoid atau bulat dengan warna yang pucat oleh karena butir-butir khromatin yang halus dan tersebar. Sebagian besar khromatin menempel pada selubung inti sehingga batas inti menjadi lebih jelas. Di dalam intinya kadang-kadang dapat terlihat nukleolus.
Oligodendroglia atau oligodendrosit merupakan populasi yang paling banyak diketemukan sebagai kumpulan inti yang berukuran lebih kecil daripada inti astrosit. Inti yang berbentuk bulat dan ovoid ini berwarna lebih gelap karena khromatinnya lebih padat. Kadang-kadang dalam intinya dapat diketemukan nukleolus pula.
Mikroglia merupakan pengecualian dalam asal-usulnya oleh karena berasal dari jaringan mesenkhim. Sel ini dapat dibedakan dengan yang lain karena bentuk intinya yang memanjang dengan butir-butir khromatin yang tersebar rata. Kadang-kadang masih dapat terlihat sitoplasma di sekitar intinya.
Sel ependim telah umum disepakati dimasukkan ke dalam kelompok neroglia, walaupun badan selnya tidak terdapat di antara sel-sel saraf. Oleh karena pada saat pembentukan Sistem Saraf Pusat sel-sel ependim membatasi Tuba neuralis maka setelah lahir sel-sel ini masih diketemukan membatasi rongga otak yang dinamakan ventriculus dan rongga pada Medulla spinalis yang dinamakan Canalis centralis.
Sel-sel ependim yang berbentuk silindris pendek tersusun sebagai epitil paling sedikit mempunyai 3 fungsi yaitu :
proliferatif, sebagai
penyokong karena tonjolan-tonjolannya terdapat di antara sel-sel saraf, dan berbentuk sebagai epitil plexus choroideus.
Fungsi terakhir ini mempunyai kaitan dengan produksi cairan serebrospinal.
Sel mirip spongioblas diketemukan di antara sel-sel neroglia yang lain mempunyai inti yang paling kecil, berbentuk bulat dan lebih padat susunan khromatinnya.
Untuk mempelajari percabangan tonjolan sitoplasma sel-sel neroglia digunakan fiksasi larutan bikhromat yang kemudian dilakukan pewarnaan khusus. Atas jasanya mendapatkan cara pewarnaan khusus ini Camillo Golgi memperoleh Hadiah Nobel dalam tahun 1906. Dengan mempelajari tonjolan-tonjolan tersebut orang lebih dapat memahami fungsi menopang, karena ternyata betapa kompleksnya tonjolan-tonjolan tersebut membentuk anyaman.
Astrosit protoplasmatis terdapat banyak pada substantia grisea. Sel-sel ini mempunyai tonjolan-tonjolan sitoplasmatis yang meluas dari seluruh permukaan sel. Kadang-kadang tonjolan tersebut berakhir pada pembuluh darah kecil sebagai cabang-cabang yang lebih kecil membentuk "perivascular feet". Di dalam sitoplasmanya dapat diperlihatkan butir-butir yang dinamakan gliosom.
Astrfit fibrosa sebaliknya terdapat lebih banyak dalam substanstia alba. Perbedaannya dengan astrosit protoplasmatis dapat dilihat dari tonjolan-tonjolannya yang lebih panjang dan lurus dengan sedikit percabangan. Di dalam tonjolan-tonjolan tersebut terdapat gambaran filamen.
Oligodendroglia untuk pertama kalinya diketemukan oleh Del Rio Hortega. Sel tersebut selain lebih kecil juga mempunyai tonjolan sangat sedikit (oligo = sedikit) yang tidak memperlihatkan gambaran filamen di dalamnya. Sel ini banyak diketemukan dalam substantia grisea terutama di dekat sel-sel neron sehingga dinamakan juga sebagai sel satelit perineal. Pada substantia alba oligodendroglia biasanya terdapat di antara serabut-serabut saraf bermielin, karena sel-sel tersebut membentuk selubung mielin seperti halnya Sel Schwann pada Sistem Saraf Perifir. Apabila terdapat di antara pembuluh darah dinamakan sel satelit perivaskuler.
Mikroglia yang berasal dari sel-sel yang berasal dari mesoderm dinamakan pula mesoglia. Sel inipun diketemukan untuk pertama kali oleh Del Rio Hortega dalam tahun 1920. Lebih banyak diketemukan dalam substantia grisea sebagai sel-sel satelit perivaskuler. Oleh karena sel-sel mikroglia ini baru diketemukan setelah otak mendapatkan pembuluh darah, maka diduga bahwa sel-sel tersebut datang bersama-sama dengan pembuluh darah. Mula-mula tampak sebagai sel-sel ameboid di bawah piamater (pembungkus otak) kemudian masuk ke dalam jaringan saraf. Pada kerusakan jaringan otak sel-sel mikroglia dapat berubah menjadi fagosit.
Ependim yang digolongkan dalam sel neroglia mempunyai fungsi:
1) Pada waktu pembentukan Sistem Saraf Pusat sebagai sel-sel proliferatif yang menghasilkan neroblas yang akan jadi sel saraf, dan spongioblas yang akan menjadi neroglia.
2) Sebagai sel penyokong.
3) Sebagai pembatas rongga Sistem Saraf Pusat.
4) Sebagai epitil Plexus choroideus.
Struktur dan Fungsi Jaringan Saraf
Struktur dan Fungsi Jaringan
Saraf- Jaringan
saraf tersusun oleh sel-sel
saraf yang disebut neuron. Neuron ini banyak dan bercabang-cabang,
menghubungkan jaringan satu dengan yang lain. Setiap sel saraf terdiri atas
badan sel saraf, akson (neurit), dendrit, dan selubung saraf. Badan sel-sel
saraf kemudian berkumpul membentuk ganglion. Ganglion-ganglion ini letaknya
hanya pada tempat tertentu, yaitu di kiri dan kanan sumsum tulang belakang.
Jalannya impuls dimulai dari
adanya rangsangan atau stimulan dari luar yang ditangkap oleh dendrit, kemudian
dilanjutkan ke badan sel. Dari badan sel impuls akan diteruskan ke akson
(neurit). Akson inilah yang akan menyampaikan impuls ke sel-sel saraf yang
akhirnya disampaikan ke organ efektor. Jaringan saraf dibentuk oleh sel saraf
yang disebut neuron. Neuron terdiri atas badan sel dan serabut sel.
Serabut sel terdiri atas dendrit dan akson (Gambar 3.7). Badan sel berkumpul di pusat saraf
dan ganglion (kumpulan badan sel saraf).
Gambar 3.7 (a) Sel saraf dilihat dengan
menggunakan mikroskop elektron dengan pembesaran 3.600x. (b) Struktur sel saraf
dengan bagian-bagiannya.
Dendrit membawa rangsang menuju
badan sel, sedangkan akson membawa impuls rangsang dari badan sel ke neuron
lain atau otot. Akson dibungkus oleh selubung lemak yang disebut selubung
mielin. Selubung tersebut adalah perluasan membran sel yang
mengiringi akson. Di bagian tertentu, selubung mielin menipis, kemudian menebal
kembali. Bagian selubung mielin yang menipis tersebut dinamakan nodus Ranvier.
Nodus ini sangat berperan untuk penguatan dan percepatan pengiriman impuls
saraf. Berdasarkan cara neuron mengirimkan rangsang, neuron dapat dikelompokkan
sebagai berikut.
- Neuron aferen, Saraf sensorik bertugas menghantarkan rangsang dari organ penerima rangsang (reseptor) ke pusat susunan saraf yaitu otak dan sumsum tulang belakang. Sekelompok badan sel neuron sensorik berkumpul membentuk ganglion yang berlanjut ke sumsum tulang belakang. Akson euron sensori membawa rangsangan menuju ke jaringan saraf pusat, baik sum-sum tulang belakang atau otak. Oleh karena itu, penerima rangsang ini sering disebut juga neuron sensorik.
- Neuron intermedier, penghubung antara neuron aferen dan neuron eferen. Neuron intermedier terdapat di sistem saraf pusat. Neuron intermedier meneruskan rangsang dari neuron aferen ke neuron eferen, atau ke neuron intermedier yang lain.
- Neuron eferen, meneruskan impuls saraf yang diterima dari neuron intermedier. Pesan yang dikirim menentukan tanggapan tubuh terhadap rangsang yang diterima oleh neuron aferen. Dendrit dari neuron eferen menempel di otot sehingga sering disebut juga neuron motorik.
a. Merespon perubahan lingkungan (iritabilitas).
b. Membawa impuls-impuls saraf (pesan) ke pusat saraf maupun sebaliknya (konduktivitas).
c. Bereaksi aktif terhadap rangsang yang datang berupa gerakan pindah atau menghindar.
A. Bagian-bagian otot:
1. Sarkolema
Sarkolema adalah membran yang melapisi suatu sel otot yang fungsinya sebagai pelindung otot
2. Sarkoplasma
Sarkoplasma adalah cairan sel otot yang fungsinya untuk tempat dimana miofibril dan miofilamen berada
3. Miofibril
Miofibril merupakan serat-serat pada otot.
4. Miofilamen
Miofilamen adalah benang-benang/filamen halus yang berasal dari miofibril.Miofibril terbagi atas 2 macam, yakni :
a. miofilamen homogen (terdapat pada otot polos)
b. miofilamen heterogen (terdapat pada otot jantung/otot cardiak dan pada otot rangka/otot lurik).
Di dalam miofilamen terdapat protein kontaraktil yang disebut aktomiosin (aktin dan miosin), tropopin dan tropomiosin. Ketika otot kita berkontraksi (memendek)maka protein aktin yang sedang bekerja dan jika otot kita melakukan relaksasi (memanjang) maka miosin yang sedang bekerja.
B. Jaringan otot terdiri dari:
1. Otot Polos (otot volunter)
Otot polos adalah salah satu otot yang mempunyai bentuk yang polos dan bergelondong. Cara kerjanya tidak disadari (tidak sesuai kehendak) / invontary, memiliki satu nukleus yang terletak di tengah sel. Otot ini biasanya terdapat pada saluran pencernaan seperti:lambung dan usus.
2. Otot Lurik (otot rangka)
Otot rangka merupakan jenis otot yang melekat pada seluruh rangka, cara kerjanya disadari (sesuai kehendak), bentuknya memanjang dengan banyak lurik-lurik, memiliki nukleus banyak yang terletak di tepi sel. Contoh otot pada lengan
3. Otot Jantung (otot cardiak)
Otot jantung hanya terdapat pada jantung. Otot ini merupakan otot paling istimewa karena memiliki bentuk yang hampir sama dengan otot lurik, yakni mempunyai lurik-lurik tapi bedanya dengan otot lurik yaitu bahwa otot lirik memiliki satu atau dua nukleus yang terletak di tengah/tepi sel. Dan otot jantung adalah satu-satunya otot yang memiliki percabangan yang disebut duskus interkalaris. Otot ini juga memiliki kesamaan dengan otot polos dalam hal cara kerjanya yakni involuntary (tidak disadari).
Jaringan saraf
1.
neurit / akson , untuk membawa impuls impuls meninggalkan badan sel saraf.
2. dendrit, untuk membawa impuls ke badan sel saraf
3. Mitokondria , sebagai pabrik energi sel yang menghasilkan energi dalam bentuk ATP.
4. Badan Nissl , mensintesis protein
5. Sel Schwan, sebagai pelindung dan penyedia nutrisi.
6. Selaput melin dan Neurelema , sebagai isolator, pelindung, dan penyedia lemak.
7. Nodus Ranfier, untuk mempercepat gerak impuls.
8. inti sel,
2. dendrit, untuk membawa impuls ke badan sel saraf
3. Mitokondria , sebagai pabrik energi sel yang menghasilkan energi dalam bentuk ATP.
4. Badan Nissl , mensintesis protein
5. Sel Schwan, sebagai pelindung dan penyedia nutrisi.
6. Selaput melin dan Neurelema , sebagai isolator, pelindung, dan penyedia lemak.
7. Nodus Ranfier, untuk mempercepat gerak impuls.
8. inti sel,
Bagian dan Fungsi Jaringan Saraf
Jaringan Saraf - Jaringan saraf terdiri dari sistem
saraf pusat dan sistem saraf tepi. Anda akan mempelajarinya lebih lanjut di
semester dua pada bab tiga. Saat ini kita hanya akan membahas bagian -
bagian dan fungsi jaringan saraf.
a. Bagian Bagian Jaringan Saraf
Jaringan saraf terdiri atas sel-sel saraf yang disebut
neuron. Sel saraf ini mempunyai struktur bercabang-cabang ke berbagai bagian
tubuh untuk mengatur aktivitasnya. Neuron mendapat suplai makanan melalui sel
neuroglia yang menyelubunginya. Neuron terdiri atas bagian-bagian berikut.
a.
Badan sel saraf yang mengandung inti sel dan neuroplasma.
b. Neurit atau akson atau cabang panjang, berfungsi membawa impuls meninggalkan badan sel saraf.
c. Dendrit atau cabang pendek, berfungsi membawa impuls ke badan sel saraf.
b. Neurit atau akson atau cabang panjang, berfungsi membawa impuls meninggalkan badan sel saraf.
c. Dendrit atau cabang pendek, berfungsi membawa impuls ke badan sel saraf.
Susunan
neuron dapat Anda amati pada Gambar 1.
Gambar 1. Sel saraf
Akson
dikelilingi oleh sel penyokong yang disebut sel Schwann. Akson diselubungi oleh
selaput yang dinamakan neurilema. Sebelah dalam neurilema terdapat selubung
mielin yang mengandung fosfolipid. Bagian akson yang tidak tertutup oleh
selubung mielin dinamakan nodus Ranvier. Akson bercabang di dekat ujung
(terminal akson). Titik pertemuan antara terminal akson yang satu dengan neuron
yang lain disebut sinapsis. Titik pertemuan (sinapsis) ini berfungsi meneruskan
rangsang ke sel saraf yang lain dengan cara mengeluarkan bahan kimia yang
disebut neurotransmiter.
Badan
sel saraf memiliki sebuah inti dan bangun
perikarion yang berhubungan dengan akson membentuk huruf V, yang dinamakan
aksonhillok. Retikulum endoplasma dan ribosom membentuk granula yang dinamakan
badan nissl. Perhatikan Gambar 2., Gambar 3., dan Gambar 4. Berdasarkan cara
memindahkan rangsang dan posisi yang ditempati, neuron dibedakan menjadi tiga
sebagai berikut.
a. Neuron
Afferent (Neuron Sensorik)
Neuron afferent menyampaikan pesan
dari organ ke saraf pusat, baik sumsum tulang belakang atau otak. Oleh karena
itu, penerima rangsang ini sering disebut juga neuron sensorik.
b. Neuron
Intermedier (Interneuron)
Neuron intermedier menyampaikan impuls dari
neuron sensorik atau dari neuron intermedier yang lain ke neuron motorik.
Antara saraf satu dengan yang lain saling berhubungan. Antara saraf yang satu
dengan lainnya di hubungkan oleh akson. Hubungan antara sesama saraf melalui
titik temu antara ujung akson neuron yang satu dengan dendrit neuron yang lain,
yang disebut dengan sinaps. Fugsi sinaps adalah meneruskan rangsang dari sel
saraf yang satu ke sel saraf yang lain. Sinaps mengeluarkan zat untuk
mempermudah meneruskan rangsang yang disebut neurotransmitter.
Gambar 3. Interneuron
c. Neuron
Efferent (Neuron Motorik)
Neuron efferent meneruskan impuls saraf yang
diterima dari neuron intermedier. Pesan yang dikirim menentukan tanggapan tubuh
terhadap rangsang yang diterima oleh neuron aferen. Dendrit dari neuron eferen
menempel di otot sehingga sering disebut juga neuron motorik.
Gambar 4. Neuron motorik (Efferent)
Badan
sel saraf terletak di pusat saraf dan ganglion.
Ganglion adalah kumpulan badan sel saraf yang letaknya tertentu, misalnya di
kiri-kanan sumsum tulang belakang.
b. Fungsi Jaringan Saraf
Sel saraf
mempunyai beberapa fungsi berikut.
a. Merespon perubahan lingkungan (iritabilitas).
b. Membawa impuls-impuls saraf (pesan) ke pusat saraf maupun sebaliknya (konduktivitas).
c. Bereaksi aktif terhadap rangsang yang datang berupa gerakan pindah atau menghindar.
b. Membawa impuls-impuls saraf (pesan) ke pusat saraf maupun sebaliknya (konduktivitas).
c. Bereaksi aktif terhadap rangsang yang datang berupa gerakan pindah atau menghindar.
Jaringan saraf terdiri
atas sel-sel saraf (neuron) yang mempunyai ciri khusus, yaitu mempunyai juluran
sitoplasma yang panjang. Selain disusun oleh neuron, sel saraf juga disusun
oleh sel neuroglia yang terdapat di sistem saraf pusat. Sel saraf terletak
menyebar di seluruh tubuh hewan. Di dalam satu sel neuron, sitoplasmanya
mengandung ribosom, badan golgi, retikulum endoplasma, dan mitokondria. Neuron
mendapatkan suplai makanan melalui sel neuroglia yang menyelubunginya. Neuron tersusun
dari badan sel, dendrit, dan akson (Lim, 1998).
Badan sel mengandung inti sel. Setiap rangsangan akan dibawa ke badan sel
oleh dendrit. Dendrit merupakan sejumlah serabut sitoplasma. Funsi dendrit
adalah membawa rangsangan ke badan sel. Akson merupakan serabut sitoplasma tunggal. Fungsia akson adalah membawa rangsangan meninggalkan badan sel. Akson juga
dapat bercabang-cabang di dekat ujungnya (terminal akson). Titik temu antara
terminal akson neuron yang satu dengan neuron yang lainnya disebut sinapsis.
Sinapsis berfungsi meneruskan rangsangan ke sel saraf yang lain (Hadioetomo,
1993).
BAB
III
PENUTUPAN
3.1 Kesimpulan
Karena pada umumnya benjolan yang terjadi pada kulit (
axilla kanan ) itu terjadi di sebabkan oleh kelainan epitel pada lapisan
tersebut. Itu di sebabkan oleh factor usia, menurut perkiraan, dengan demikian
untuk memastikan benjolan atau penyakit tersebut harus dilakukan pemeriksaan di
laboratorium, untuk pemeriksaan histopatologi.